Peluang Dan Resiko Bisnis Budidaya Udang Windu

Saat ini, penampilan udang royal di Indonesia hampir tidak bisa bersaing dengan udang vanam. Meski harganya sedikit lebih mahal dari udang vanila, namun udang ini dianggap lebih tahan terhadap budidaya udang royal. Oleh karena itu, Udang Vanam saat ini menjadi primadona udang terbesar di Indonesia.

udang udara

Slymet Subiakto, Direktur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, menjelaskan meski banyak pembudidaya yang tertarik membudidayakan udang vaname, sebenarnya peluang pasar udang windu lebih besar. Dengan kondisi tersebut CCP akan terus meningkatkan produksi rajungan.
udang windu
kepiting harimau

“Udang macan merupakan udang lokal Indonesia yang akan terus berkembang.” Meski produksinya masih lebih rendah dari udang vaname, pasar udang windu masih terbuka, sehingga harus didukung ketersediaan benih induk yang berkelanjutan,” kata Slamt.

Menurut dia, dari sisi produktivitas, produksi rajungan meningkat dalam lima tahun terakhir, lebih buruk dari rajungan vanili yang masih dikenal tahan penyakit. Dari tahun 201 hingga 2014, produksi meningkat rata-rata 4,81% per tahun.

“Tahun 2010 125.519 ton, tahun 2014 mencapai 131.809 ton.” Angka awal untuk 2015 mencapai 201.312 ton atau 20% dari PDB,” ujarnya.

Slamate menjelaskan, produksi udang raja selama ini dilakukan terutama tanpa pengembangan sistem tradisional-tradisional plus. Metode ini ditemukan di provinsi timur Kalimantan.

“Kami mendukung pendekatan pengembangan ini dengan sistem ini karena stabil. Ke depan, kami akan membantu membangun saluran irigasi di tambak tradisional ini untuk menjamin keberlanjutan produksi rajungan di wilayah tersebut,” tambah Slamet.

Saat ini, Pusat Produksi Kepiting Harimau Nasional Kalimantan Timur memegang rekor di antara semua negara berkembang.

“Potensi pengembangan rajungan ini sangat besar di Kaltim. Perlu dicatat bahwa rajungan dibesarkan dengan fokus pada keberlanjutan baik secara ekologis maupun bisnis.” Dia berkata.

Risiko pertumbuhan kepiting di jendela

Meskipun merupakan produk yang disponsori PKC, budidaya udang jumbo masih jauh lebih halus daripada udang vanili. Kelemahan ini disebabkan karena rajungan masih rentan terhadap penyakit atau virus yang dapat menyebabkan kematian.

Pengakuan Slamate Subiakto menegaskan kelemahan ini. Menurutnya, saat ini pihaknya akan terus mendorong budidaya harimau yang aman dan baik. Metode tersebut mengacu pada kesehatan udang yang dikaitkan dengan lingkungan.

“Royal lobster itu sensitif. Kami akan bimbing petani agar bisa bertahan dan tumbuh dengan sukses. Kami akan memberikan benih yang bagus untuk mereka,” ujarnya.

Pernyataan Slemeth itu menanggapi pembantaian rajungan akhir 2015 di Blanca, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Saat itu jumlah rajungan yang mati mencapai 40 ton dan kerugian diperkirakan mencapai Rp 40 miliar.

Musril yang kala itu menjabat Kepala Dinas Navigasi dan Perikanan Kabupaten Subang mengatakan, kondisi fisik rajungan yang mati itu terkait dengan serangan virus white spot. Virus merupakan penyakit yang menyerang organ vital, hingga meninggal 100% dalam waktu 3-10 hari sejak gejalanya serius.

Semua yang perlu Anda ketahui tentang perayap titik

Jika Anda ingin berbagi royal shrimp, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama:
  • 1. Siapkan tangki dengan baik, keringkan dari retakan, buang lumpur, ganti tanah, kapur untuk tanah pH rendah, singkirkan hama, isi air dengan saringan halus di siang hari.
  • 2. Pilih yang digoreng dengan baik, jika perlu, lacak sumber barbekyu.
  • 3. Jangan gunakan pada masa pancaroba atau musim yang fluktuatif, kepiting stres dan risiko penyakit.
  • 4. Pengelolaan air bersih. Jika kondisi air masih bagus, lebih baik tidak mengganti air.
  • 5. Makan udang 2 bulan setelah sup.
  • 6. Saya harap Anda mengumpulkan udang

Comments