Produksi Ikan Hias Tembus 978 Juta Ekor

Produksi ikan hias tembus pandang sebanyak 978 juta keping. Perkembangan produksi ikan hias Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sedangkan target Departemen Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2012 sebesar 850 juta, diperkirakan sebesar 978 juta atau 115,16% dari target semula.

produksi ikan hias

Pada tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat kelima ekspor ikan hias dunia setelah Republik. Republik Ceko, Thailand, Jepang dan Singapura. Ekspor ikan hias Indonesia berkisar antara US$60-US$65 juta.


Ikan Hias
ikan hias
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (AP) Slamet Soebyakta saat membuka Forum Ikan Hias Bekasi 2013 pada Jumat (19 April).

Straw menjelaskan, bisnis ikan hias sangat menjanjikan. Selain itu, ikan hias Indonesia memiliki banyak sekali bentuk dan warna tubuh yang indah sehingga dipercaya dapat mengurangi stress bagi para pecinta atau penghobi ikan hias di Indonesia maupun di dunia.

Dewasa ini, meningkatnya minat terhadap ikan hias Indonesia mendorong semakin banyak pembudidaya atau pedagang ikan untuk membudidayakan ikan hias sebagai komoditas yang dapat mendongkrak perekonomian nasional. “KKP sangat puas dengan perkembangan ikan hias, baik di air tawar maupun di laut.

Salah satunya berdiri pada tahun 2011 sebagai hasil pengembangan Kecamatan Minapolitan Ikan Hias di Kabupaten Blitter, Jawa Timur,” ujarnya.

Dari 1.100 ikan hias air tawar di dunia, terdapat lebih dari 450 spesies. Ada lebih dari 700 spesies ikan hias laut di Indonesia. Potensi ini memungkinkan Indonesia untuk berdagang secara internasional dan menjadi eksportir terbesar di dunia.

“Untuk mendukung industrialisasi ikan hias sekaligus memperkuat komitmen Indonesia dalam menyusun strategi nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan hias terbesar pada tahun 2015 diperlukan kesamaan visi dan misi dari pemerintah, asosiasi dan pemangku kepentingan ikan hias,” kata Slamet. .

Slamet menegaskan, sesuai arahan pengembangan yang diterbitkan BPK, pengembangan ikan hias untuk industrialisasi akuakultur akan berbasis pada “ekonomi biru”. Konsep ini berarti pengembangan budidaya ikan hias dengan sistem bisnis akuatik terintegrasi yang memperkuat pendekatan top-down.

KKP terus berupaya untuk menciptakan dan menciptakan lingkungan bisnis yang baik. Dari teknologi, produksi, alat dan infrastruktur hingga tugas pemasaran. “Ini termasuk membangun kemitraan yang sehat antara pengusaha/swasta dengan pembudidaya ikan, pedagang, penghobi dan eksportir,” jelasnya.

teknologi berkembang

Slamet menjelaskan, PKC mengembangkan teknologi budidaya ikan hias melalui Dirut PB. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan ikan hias dalam pengembangan usaha.

Dimana BBPBAT Sukabumi membiakkan spesies hias Koi, Chef, Aravan, Beta, Man-Man, Sumatra, Balaark dan Runners. BBPBL Lampung BBPBAP Jepara mengkhususkan diri dalam pengembangan kuda laut dan ikan badut. BBAT Jambi telah berhasil membudidayakan Bibit Ikan Mas, Botis, Belid, Gelawat dan Kopiat. BBAP Situbondo mengkhususkan diri dalam pembibitan benih ikan bass.

Sedangkan BBL Ambon unggul dalam pembibitan ikan hias piyama, ikan kardinal bangga, setan biru, cichlid, ikan badut dan zebra. “BBAT Mandiangin melakukan hal yang sama ketika berhasil mengembangkan spesies Koi, Kite, Alava dan Belid.

Saat ini BBAT Tatelu sedang membudidayakan ikan cycloid, komodo, komodo, coral plate, guppy, chicks , black ngengat, ikan jantan dan black ghost,” ujarnya. Pengembangan dan penjualan produk ikan hias dengan harga yang baik.

Ini termasuk Aravana, discus, beta, koi, flyerhorn, guppy, koki dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara itu, jenis ikan hias laut lainnya: clownfish, maidenfish, chromefish, angelfish, scorpion, butterflyfish, scooter, wrasse, squid, coral marlin, seahorse, cardinal berhasil dikembangbiakkan komunitas.

“Ini menunjukkan bahwa PKC terus mengembangkan teknologi budidaya ikan hias. Program ini terutama dirancang untuk memenuhi kebutuhan budidaya ikan hias yang terus meningkat,” lanjut Slamet.

Selain itu, Slamet menambahkan banyak potensi dekorasi air Indonesia. Untuk tanaman hias air, ekspor tanaman hias air pada tahun 2008 sebesar 1,5 juta batang dan meningkat 3 juta batang pada tahun 2011, dengan tren permintaan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya.

Destinasi hias Indonesia umumnya terdapat di negara-negara musim 4 dan 2 antara lain Eropa, Amerika dan Asia antara lain Spanyol, Selandia Baru, Turki, Belanda, Jerman, Denmark, Portugal, Hawaii, Jepang, Singapura dan masih banyak negara lainnya. . . "Tapi saat ini tujuan ekspor utama adalah Eropa dan Amerika," katanya.

Memimpin dalam komersialisasi ikan hias

Promosi Slamet memegang peranan penting dalam pemasaran produk ikan hias. Promosi dapat dilakukan melalui kontes dan kompetisi lokal dan nasional, serta melalui pembentukan jaringan asosiasi produsen, pemasar dan eksportir dan organisasi terkait lainnya.

Model ini terbukti mampu meningkatkan harga jual ikan hias Indonesia dan mampu merevitalisasi ikan hias dalam negeri. Melalui kompetisi dan kegiatan kompetisi ikan hias, serta penguatan dan penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan hias, diharapkan para pembudidaya setempat dapat bertanggung jawab untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi ikan hias.

“Dengan mengikuti kompetisi nasional dan internasional, diharapkan dapat memacu pertumbuhan budidaya ikan hias dari segi teknologi, pemasaran atau perdagangan, yang dapat membawa ikan hias Indonesia ke tingkat internasional,” jelasnya.

Slamet menekankan peran Asosiasi Ikan Hias Indonesia sebagai mitra strategis pemerintah dalam pengembangan ikan hias nasional. Asosiasi dapat bertindak sebagai perantara untuk memecahkan masalah yang ada. Salah satunya adalah penerapan Strategi 3 yang terdiri dari peningkatan mutu dan mutu ikan hias sesuai standar pasar internasional.

Kedua, pengembangan produk dari ikan hias yang murah menjadi ikan hias yang berkualitas. “Peran asosiasi juga akan mendukung, memperkuat dan mengembangkan komersialisasi ikan hias di dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Slamet menambahkan, Asosiasi Ikan Hias Indonesia harus berbagi pengalaman dan profesionalismenya dalam mengembangkan ikan hias Indonesia. Asosiasi dapat terus berupaya meningkatkan usaha ikan hias nasional dengan meningkatkan persaingan, pameran, perdagangan, akses pasar dan edukasi kepada masyarakat tentang pengembangan ikan hias yang baik.

“Oleh karena itu, diperlukan sinergi dan kerjasama yang berkesinambungan antara seluruh pemangku kepentingan akuakultur dan ikan hias. Baik itu pemerintah, swasta, masyarakat atau pihak lain yang berkepentingan. Saatnya kolaborasi dan sinergi tumbuh bersama dan maju bersama,” kata Slamet.

Baca juga;


Comments