Pelabuhan Dagho Dibiarkan Terbengkalai

Pelabuhan DAJO sepi. Pelabuhan Perikanan Dago yang diresmikan Menteri Susi pada Mei 2016 gagal meningkatkan kesejahteraan nelayan dalam menjaga kualitas ikan. UPI Dagho masih belum memproduksi balok es.

Jadi para pemburu harus membeli es batu di rumah, yang harus mereka kumpulkan dengan serius dari rumah ke rumah, dan berkeliling desa mencari orang yang membuat es batu... hanya untuk menyimpan tangkapan mereka.

Pemerintah kabupaten Sanghe seharusnya malu dengan situasi ini. Karena mesin es hanya berfungsi saat tim RRC sedang berkunjung. Begitu tim sampai di rumah, mesin berhenti lagi. Kalau "penampilan" manis di depan interogator Menteri Soussi, maka jelas semuanya hanya proyek kepentingan pribadi??? Ratusan miliar telah dialokasikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendukung penangkapan ikan di Kepulauan Sangei...tetapi fakta di lapangan sangat menyedihkan.

Port datsu buka langsung.

PELABUHAN DAGHO
port data
Ini adalah pernyataan dari seorang pengguna Facebook tentang keadaan Pelabuhan Dago. Pelabuhan Dago sebenarnya sudah ada sejak zaman Presiden Suharto, dan di bawah pemerintahan Tsukofi, pelabuhan tersebut direnovasi dan diperluas.

Rehabilitasi Pelabuhan Dago Rehabilitasi bertujuan untuk meningkatkan nilai ekspor ikan hasil curian nelayan Filipina. Kawasan pelabuhan Dagu terletak di Kepulauan Sangihe.

Dimana wilayah tersebut sangat dekat dengan perbatasan Filipina. Banyak penduduk Dagos yang menjual hasil perikanannya, terutama kepada nelayan tuna di Filipina.

Namun jika kondisinya tidak ideal, maka pelabuhan Dagoy tidak akan pernah bisa lagi berhenti, seperti pelabuhan hidup tapi mati.

KCP harus terus memantau dan mengontrol perkembangan Pelabuhan Dagu. Ini bukan hanya tentang keterbelakangan. Kami masih harus terus berpikir dan memeriksa. Apalagi mengingat banyaknya masalah yang masih ada di Kepulauan Sanji.

Comments